Persiapan Menuju Masa Depan

Masa depan memang selalu menjadi misteri, karena kita manusia bukanlah cenayang atau peramal yang bisa menerawang akan apa yang terjadi di masa depan.

Namun satu yang pasti bahwa suatu hari di masa mendatang, kita akan MATI. Ya, satu kata yang tidak akan bisa kita elakkan kedatangannya. Inilah masa depan semua makhluk hidup termasuk manusia.

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185).

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An Nisa’: 78).

Sudah seharusnya kita sebagai Muslim merenungkan diri. Bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk masa depan kita ini?

Dunia ini memang melenakan. Apalagi di zaman serba ada dan serba canggih seperti sekarang ini. Seolah dunia menyediakan semua kenikmatan yang memanjakan dan membuat manusia lupa akan jatidirinya sebagai seorang hamba yang seharusnya taat pada perintah Allah. Semua kenikmatan baik yang halal dan haram serba difasilitasi oleh dunia. Itulah yang berbahaya ketika kita tidak menyadari bahwa kita pun menikmati dalam berbuat maksiyat dan kejahatan.

Sistem di dunia inilah yang membuat manusia senang berhura-hura, cinta dunia, dan takut mati. Penyakit hedonisme ini sudah Rasulullah Saw. prediksi bahwa umatnya di akhir zaman memiliki penyakit wahn, yaitu cinta dunia dan takut mati.

Mati adalah sebuah kepastian bagi setiap yang bernyawa. Oleh karena itu, kita sebagai soerang muslim sama sekali tidak boleh menyepelekannya. Bekal terbaik bagi muslim adalah sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya amal yang dilakukan secara ikhlas karena Allah swt. Inilah  yang senantiasa harus kita kumpulkan. Karena kita tidak tahu, kapan kita akan melewati kematian. Apa besok, tahun depan, atau bahkan detik ini?

Teruslah berdoa agar kita bisa dimatikan dalam keadaan husnul khatimah, keadaan sebaik-baiknya menjadi muslim. Ingatlah kematian itu akan selalu berada di depan kita, kemana pun melangkah. 

Ibnu Majah meriwayatkan dalam hadits berderajat hasan. Hadits ini dari Ibnu Umar, bahwa ada seorang Anshar yang menghadap Rasulullah saat Ibnu Umar duduk bersama beliau.

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ

“Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.” Orang itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah)



Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment