Connecting The Dots: A Way to Self Reflection

Dalam misi ke-7 program matrikulasi Institut Ibu Profesional ini, kami diperkenalkan pada sebuah bentuk piramida IIP yang menunjukan harapan sinergisitas antara IIP dan para mahasiswa IIP . Dari materi yang disampaikan, dua piramida yang bergabung menjadi satu itu akan bertemu di satu titik yaitu membentuk akhlak yang mulia. Saya memahami bahwa proses yang kami jalani selama bersama-sama menyelami matrikulasi serta level-level lainnya dalam IIP adalah menuju akhlak mulia. 


Misi kali ini, kami kembali didorong untuk semakin mengenal diri sendiri. Melalui titik-titik yang dihubungkan, diharapkan kami bisa selalu bersinergi dengan tujuan dan nilai-nilai moral dalam IP.



1. Seperti apa aku ini?

Saya adalah seorang perempuan yang bergerak dan bekerja dalam senyap. Seperti pepatah mengatakan, air yang tenang menghanyutkan. Sejak dulu, karakter saya terkenal pendiam, santai, tidak terlalu ambil pusing, dan orang melihat saya tidak emosional, padahal tetap saja, emosi saya ini sebenarnya labil, saya baru merasakannya setelah memiliki anak.

Tetapi saya merasa itu juga yang menjadi kelemahan sekaligus kekuatan saya. Karakter introvert yang melekat, membuat saya tidak pernah atau jarang sekali menunjukan proses yang saya jalani pada orang-orang atau media sosial. Meskipun pada satu waktu, saya seringkali berbagi pengalaman itu ketika hal itu berhasil menurut saya.

Jujur saja, sebelum menikah dengan suami, ketika kami dalam masa perkenalan (ta'aruf), dia memberikan semacam tes personality DISC. Dari sana saya baru menyadari, bahwa saya adalah orang yang mudah untuk diarahkan, saya tidak senang berkonflik, bahkan sangat menghindari masalah. Ini juga yang membuat hidup saya terlalu santai dan tidak terlalu peduli. 

Saya memiliki kelemahan yang bisa dioptimalkan menjadi kekuatan untuk hal tertentu, dan itu berhasil diarahkan oleh partner hidup saya.

2. Nilai-nilai apa yang aku miliki

Setelah memutuskan bergabung dengan salah satu jamaah dakwah, nilai hidup saya memiliki perubahan yang sangat besar. Yang awalnya hidup dengan santai dan apa adanya, saya diarahkan untuk memegang prinsip tertentu yang sesuai dengan syariat agama. Diantaranya:
- Positive Thinking : ini selalu saya tanamkan pada diri saya, bahwa Allah selalu memiliki rencana yang baik ketika dihadapkan pada sebuah masalah
- Keteguhan dan Keistiqomahan: hal ini selalu saya minta kepada yang memegang seluruh jiwa yaitu Allah, meminta agar selalu dikumpulkan dengan orang-orang shalih, positif, dan memegang teguh kebaikan
- Kerja Keras : setelah bertemu dengan suami, saya menemukan nilai ini. Bahwa impian yang ingin digapai tentu tidak akan mungkin terwujud tanpa adanya kerja keras.
- Bersyukur & bersabar : bersyukur membuat kita bahagia dengan apa yang dimiliki sedikit apapun itu, bersabar membuat kita semakin mengerahkan apa yang kita bisa optimalkan

3. Apa yang membuatku unik?

Sejak dulu, orangtua selalu membanggakan saya sebagai anak yang penurut, tidak banyak menuntut, dan menerima apa yang dimiliki. Setelah menikah mungkin saya sedikit berbeda, saya memang tetap tidak banyak menuntut, saya bisa bekerjasama dengan suami, meskipun kadang kelemahan saya yang lain muncul seperti sifat lupa dan abai.

Hanya saja, saya percaya sifat unik saya yang bekerja dan berjuang dalam senyap ini akan membuat saya bisa optimal. Saya sangat berambisi untuk hal-hal yang saya sukai, meskipun saya tidak visioner. Saya kreatif dengan cara saya sendiri. Saya senang belajar dan mencoba hal baru. Saya bisa bekerja dengan konsisten, meskipun saya selalu harus senantiasa diingatkan.

4. Apa yang aku perjuangkan?

Setelah berkeluarga visi misi hidup yang akan saya perjuangkan sudah seharusnya semakin jelas. 
Pertama, berjuang untuk kebahagian keluarga, ridho suami dan anak.
Kedua, berjuang untuk menjadi istri dan ibu yang selalu membersamai mereka.
Ketiga, berjuang untuk mendidik anak seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, dan mencintai agamanya.
Keempat, berjuang untuk istiqomah dalam jalan dakwah dimana kami (saya & suami) dipertemukan dan mengajak orang lain untuk kebaikan
Kelima, berjuang untuk impian kami bersama

5. Apa kesamaanku dengan IIP?

Setelah bersama-sama menyelami diri dengan arahan para WI, saya menyadari bahwa antara saya dan IIP memiliki kesamaan, yaitu untuk terus berkembang menjadi lebih baik, dengan pembelajaran yang kami lakukan bersama menuju akhlak mulia, untuk kebahagiaan keluarga. Saya berharap, coretan ini tidak sekedar kata-kata yang saya bikin sendiri, melainkan juga tertanam dalam jiwa sehingga saya benar-benar bisa berubah menjadi lebih baik, bukan untuk sendiri dan keluarga saja, melainkan juga untuk orang-orang di sekitar saya.


Share this:

, , , , ,

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment