Mengukur Diri, Bisakah Berdiri Tegak?

Untuk menuju puncak, pasti melalui medan curam untuk naik ke atas. Setahap demi setahap menaiki anak tangga sampai diri kehabisan nafas, lelah, dan peluh berkeringat.


Bukan, bukan ...
Saya masih belajar, saya belum di puncak itu.
Tetapi luar biasa. Baru saja menapaki beberapa anak tangga, bahkan perjalanan menuju puncak itu masih terlalu jauh. Hanya, impian dan ambisi saja yang membantu mendorong diri untuk terus melaju.

Bahkan diri ini masih sering mengukur.
Apakah saya bisa? Apakah saya sanggup berdiri tegak ketika ada di puncak itu?
Masih berada di bawah saja, mentalku reyot hanya karena angin bertiup.
Oke, saya masih belajar.
Pengalaman adalah guru paling berharga, bukan?

Selama ini saya selalu berjalan di atas angin. Tanpa beban, dan selalu mendapat pujian.
Saya suka, wajar, manusia memiliki naluri itu.
Namun, ketika sedikit terpeleset hingga muncul sedikit noda yang membekas dalam hati
Maka, diri ini bertanya kembali
Sudah siapkah jika saya ada di atas?
Karena alaminya, semakin tinggi pohon, semakin terasa kencang angin berembus

Jadi seharusnya apa yang dilakukan?
Saya sering berkata pada diri sendiri
Mendamaikan diri dengan kenyataan adalah kunci untuk membuka pintu yang lain
Yang mungkin di sana akan ditemukan hal yang baru
Mendamaikan diri bukan berarti pasrah
Tetapi sambil mengevaluasi dan memperbaiki hal-hal yang kurang

Oke, saya akan mencoba profesional
Semua kritikan itu pada akhirnya akan menjadi ilmu berharga
Menuju sukses memang tidak mudah

Jangan lupa kuatkan diri ini dan bersandarlah pada-Nya

#nasihatdiri



Share this:

, ,

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment