Menulis Untuk Apa?

Kamu suka nulis gak sih?

Banyak orang yang suka baca, tetapi belum tentu bisa menulis. Orang yang menulis sudah pasti harus banyak baca karena tulisannya akan bisa berkembang ketika dia sering membaca.

Kalau berdasarkan pengalaman pribadi, dari kecil saya hobi banget membaca, tetapi belum bisa menulis. Mungkin mulai terbentuk ketika SD dan SMP. Hingga SMA saya memutuskan untuk mencoba menulis sebuah novel. Akan tetapi ternyata novel yang saya tulis dari kelas 2 SMA baru selesai ketika kuliah semester 4. Dari sanalah mulai terbiasa menulis. Menulis di buku harian juga sering meski kadang tidak jelas untuk apa. Kemudian pindah ke komputer untuk menulis lebih sering dan kadang saya post di blog lama saya.

Ketika menulis, saya merasa senang dan nyaman. Walaupun terkadang tulisan itu masih berantakan tata bahasa, ejaan, dan tanda bacanya. Begitu pula dengan isinya. 

Sewaktu SMA, misalnya, saya adalah penggemar klub sepakbola Arsenal asal London, Inggris. Ternyata saya sering sekali menulis tentang bagaimana perasaan saya ketika menonton pertandingan mereka atau menuliskan kekecewaan atas kekalahan mereka. Meskipun receh tetapi bisa mengobati luka seorang supporter (haha).

Ketika sedang menyukai seseorang tentu saja saya akan menuliskannya di buku harian. Apalagi saya seorang yang introvert dan hanya memiliki sedikit teman. Saya tidak bisa mengungkapkan perasaan saya kepada teman-teman saya saat itu. Akhirnya, kertas lah yang menjadi sandaran. Mulailah bersyair dengan membuat puisi yang mewakili perasaan saya kala itu. Bahkan ketika sebelum hari pernikahan tiba pun saya menuliskan beberapa bait puisi yang menggambarkan betapa saya rindu dengan si dia. Rindu yang tak boleh saya ungkapkan sebagai seorang muslimah kepada pasangan yang belum halal waktunya (hihi).

Begitu pula saat dilanda kekecewaan berat atas kedzaliman penguasa atas rakyatnya, saya pun menulis betapa kejamnya sistem yang ada saat ini, sehingga hanya melahirkan kenestapaan hidup bukan keberkahan. Kebijakan dan undang-undang bermasalah yang selalu melahirkan problematika baru bagi umat pun tidak lupa saya tulis untuk mengingatkan yang lain bahwsanya aturan manusia hanya membawa petaka bukan rahmat. Oleh karena itu kita bisa mengingatkan manusia lainnya melalui tulisan opini atau suara pembaca, bahwa aturan yang adil hanyalah berasal dari Allah yang Maha Adil yang sudah terdapat di Quran dan Sunnah Rasul-Nya.

Begitulah saya menulis untuk mengungkapkan perasaan terdalam dari jiwa. Meski lisan tak bisa berucap, kita bisa merangkai kata melalui tulisan. Tidak akan ada yang bisa mendengarnya bahkan angin yang berhembus. 

Kita menulis untuk mengikat ilmu, merekam pengalaman, dan menuangkan perasaan. Menulislah ketika sedih, senang, terluka, beruntung, dan berilmu.

Jadi, menulislah jika itu membuat kita merasa baik.

#nulisyuk #belajarmenulis #nulisyukbatch27


menurut kamu, menulis untuk apa?




Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment