Produktifkah?

Jujur aja, selama momen self isolation alias #dirumahaja gara-gara Covid-19 ini, waktu saya tidak ada bedanya. Saya selalu stay at home setiap hari, tidak pernah kemana-mana kecuali weekend atau kalau ada pengajian rutin.

Hari-hari pun selalu diisi dengan rutinitas yang sama. Membereskan rumah, bermain dan belajar dengan anak, berjualan online, masak di dapur, dan juga menulis.

Hanya saja passion saya selama #dirumahaja ini mengalami penurunan, entah kenapa. Semangat berjualan online nyaris terjun payung, tidak semangat, meskipun saya tetap update status, cek ricek stok, share postingan untuk reseller, tetapi semuanya turun drastis, sehingga berefek juga pada penjualan saya sehari-hari.

Di sisi lain, ada passion yang meningkat yaitu menulis. Awal tahun passion ini justru menurun, saya nyaris tidak pernah menulis opini atau analisis yang biasanya saya tulis tiap bulannya. Nah, pada akhir Februari, passion menulis saya ini meningkat, hanya saja dalam bentuk fiksi. Saya sangat suka menulis fiksi ketimbang menulis analisis yang pastinya bikin pusing dan putar otak, hehe. Iya lah, kalau nulis fiksi kan sekedar nulis apa yang ada dalam imajinasi. Hanya saja, saya memiliki prinsip, tetap harus ada yang bisa didapatkan dari para pembaca pesan yang akan saya sampaikan dalam cerita tersebut, minimal wawasan mereka bertambah. Nah, jadilah nulis fiksi pun tidak sekedar bermain imajinasi lagi (tidak seperti dulu saat saya menulis fiksi di awal-awal).

Hal ini pun menyita perhatian dan waktu saya, karena saya sudah membuat kerangka tersendiri untuk fiksi ini. Awalnya tidak menyangka, bahwa ternyata akan banyak respon dari para pembaca yang mengakui kalau mereka suka dengan cerita yang saya sajikan. Cerita ini tergolong beda dari apa yang pernah mereka baca, meskipun sebenarnya genrenya tidak jauh berbeda. Hanya saja penyajian tokoh dan karakter yang ada dalam cerita saya memang agak berbeda, ketika saya mencoba membaca cerita yang mirip-mirip. Ketika mendapat respon baik juga masukan dari pembaca, hal itu membuat saya semangat untuk terus menulis. Disamping itu saya pun mendapat royalti sebagai penulis, meskipun memang harus ekstra kerja keras jika ingin mendapat kontrak resmi dari platform novel online tersebut.

Namun semakin kesini, saya pun lagi-lagi mengalami stuck ide, boring, dan malas untuk apa-apa. Apa yang harus dilakukan? Apakah kegiatan yang saya lakukan ini produktif atau justru membuang waktu? Terlebih lagi, saya lebih fokus untuk menulis daripada mengajak anak bermain dan belajar.

Arrggh...rasanya ingin marah terhadap diri sendiri yang terus saja seperti ini. Sebentar lagi Ramadhan, seharusnya saya lebih banyak mengevaluasi diri dan kegiatan apa saja yang bermanfaat bagi diri, keluarga, dan juga orang sekitar.

Dan, ah, semoga saja covid 19 ini segera berakhir, meski saya senang karena semuanya serba #dirumahaja, tetapi saya jadi tidak bisa menikmati family time untuk keluar rumah seperti kemarin-kemarin.




Share this:

,

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment