Character's Development

Akhir-akhir ini terutama sejak Februari, saya disibukan oleh aktivitas baru yang sebenarnya adalah hobi lama yang sempat tertidur. Dalam artikel saya sebelumnya, apakah aktivitas itu produktif? Maka saya berusaha menimbang lagi. Produktif harusnya bermanfaat, bagi saya pribadi maupun orang lain.

Nah, di sini saya akan membahas apa kebermanfaatan produk itu?

Jujur selama menulis fiksi, inilah yang akhirnya membuat saya bahagia. Saya ini tipikal orang yang mudah mengimajinasikan sesuatu sejak dulu. Mungkin karena waktu kecil saya, kegiatan membaca dongeng dan cerita fiksi lainnya begitu sering, sehingga membuat daya imajinasi saya cukup kuat.

Akhirnya saya kembali ke dunia penulisan, meski mengandalkan platform digital. Di sana bahkan mendapatkan keuntungan ketika karya kita bisa dibaca oleh orang lain. Mendapatkan pembaca adalah keuntungan pertama. Dimana dulu, kalau saya menulis maka akan sulit sekali tembus ke dunia penerbitan. Beberapa kali karya saya ditolak oleh penerbit. Akhirnya saya hanya mempublikasikannya sendiri, untuk arsip saja. Maka yang baca pun hanya adik, dan teman dekat. Berarti pembaca bisa dikatakan sangat sedikit, begitu pula feedback yang di dapat. Profit? Gak usah ditanya.

Lanjut lagi, keuntungan kedua adalah profit bagi penulis berupa uang, ketika ada banyak pembaca, maka uang yang didapat semakin besar. Kinerjanya mungkin mirip viewer di youtube. Namun kebijakan saat ini berubah, hanya novel kontrak saja yang bisa mendapatkan royalti dari para viewers. Saya pun akhirnya mengajukan kontrak, dan menyesal kenapa tidak sejak dulu, toh popularitas karya saya sudah mencapai ratus ribuan. Nah akhirnya, saya berhasil mendapatkan kontrak, terhitung mulai hari kemarin.

Nah, terus apa kebermanfaatan bagi orang lain?

Saya memang menulis fiksi roman. Bahkan genre ini sangat digandrungi oleh para pembaca hampir di semua platform. Jadi saya memanfaatkan genre tersebut untuk mendulang popularitas awal saya.
Hasilnya lumayan. Cerita tentang perjodohan cukup berhasil memikat para pembaca di awal bab.

Namun saya sering berpikir, bagaimana caranya agar mereka tetap mendapatkan value (nilai) kehidupan dari novel yang saya tulis? Saya pun memegang prinsip, bahwa setidaknya karya saya ini harus memuat nilai kehidupan yang saya pegang selama ini. Meskipun begitu saya tidak menampilkan dengan terbuka dan blak-blakan dalam cerita yang saya buat. Bukan saya tidak bisa, tetapi tidak bagus dan seolah-olah ini adalah sesuatu yang melompat tiba-tiba, mengingat saya juga menulis ini memang diawali dengan iseng-iseng.

Ada yang bisa saya pelajari dari banyak karya serupa yang saya tulis. Terkait perjodohan misalnya, terlalu banyak cerita dengan alur 'memaksa si tokoh untuk menikah dengan tokoh lain, karena terpaksa akhirnya mereka menikah tanpa mengenal prinsip pernikahan, tujuan pernikahan, bagaimana membentuk pernikahan yang baik, dan bagaimana mempersiapkan kehidupan rumah tangga, meski pada akhirnya tokoh tersebut saling mencintai,' tetapi tetap tidak ada pembelajaran mempersiapkan pernikahan. Maka, saya memunculkan cerita seperti itu. Meski sama-sama perjodohan yang memaksa. Tetapi saya membuat tokoh-tokoh utama bisa berpikir dewasa untuk mempersiapkan pernikahan yang baik.

Selain nilai itu, saya juga belajar dari karya-karya saya yang pernah ditulis sebelumnya. Bahwa karakter yang saya tulis harus mengalami perkembangan karakter. Dalam artian, sifat dan sikap mereka harus terlihat perubahannya oleh para pembaca. Tentu saja perubahan ke arah yang lebih baik. Nah ini lah yang memang ingin saya terapkan pada setiap cerita yang saya buat. Bahwa karakter utama haruslah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik, meskipun alurnya lambat. Tetapi inilah yang bisa saya lakukan agar karya saya bisa memberikan kebermanfaatan bagi orang lain.

Jujur sewaktu menulis novel "An Ending Overcast" ini adalah novel tentang hijrah yang pertama saya buat. Dari novel ini saya belajar untuk juga menerapkan hal yang sama pada karya saya yang lainnya. Agar pembaca bisa menyerap nilai dan manfaat setelah membaca karya saya ini.

Saya pun mengakui bahwa karya yang saya buat masih jauh dari kata bagus apalagi sempurna. Kadang terselip juga khilaf di sana. Namun inilah yang bisa saya lakukan. Perkembangan karakter dalam novel fiksi roman yang kira-kira akan bisa diambil hikmah dari sana untuk para pembaca.



Share this:

, ,

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment